Monday, February 14, 2011

Nganjuk: Berendam di Air Terjun Sedudo

Nganjuk, Jawa Timur - Obyek wisata ini tak hanya menawarkan keindahan panorama alam dan sejuknya guyuran air. Tapi juga ritual tradisional di saat bulan purnama. Dari ritual itulah sebatang aliran sungai dihayati sebagai sumber kehidupan.

Berada di kawasan Gunung Wilis yang berpanorama indah dan berhawa sejuk, obyek wisata air terjun Sedudo bisa dipilih sebagai tujuan wisata yang menyenangkan. Meski hanya ada air terjun, tapi pengunjung akan segera tahu, air terjun itulah yang memberikan berkah secara ekonomis serta mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat sekitar. Setidaknya air yang mengalir dari air terjun itu mampu memberikan suplai air yang cukup sepanjang tahun bagi ratusan hektar sawah dan kebun.

Sepanjang perjalanan 30 km ke arah barat daya dari kota Nganjuk, Anda memang akan menemukan pemandangan khas dusun dengan aktivitas masyarakatnya yang sebagian besar petani. Sekitar 30 menit barulah Anda menemukan jalan aspal yang mulai menanjak. Hembusan angin yang mengalir pelan pun juga berganti lebih dingin dan cahaya matahari sudah tak lagi terang karena tertutup kabut.

Seperti Puteri Raja
Dengan suasana yang hening, sejuk dan nyaman serta hamparan hijaunya pepohonan alam, air terjun Sedudo tampak seperti putri kerajaan yang tengah berdiri anggun di tengah taman nan asri. Jadi siapapun, rasanya ingin berjalan mendekat untuk menikmati keindahan dan berlama-lama duduk di dekatnya.

Setelah mata dan batin terpuaskan oleh keindahan alam sekitar dan sesaat kaki menginjak di pelataran parkir, Anda langsung dapat menikmati pesona air terjun Sedudo dari atas. Tak lebih dari lima menit menuruni tangga, Anda sudah sampai di pelataran Air Terjun Sedudo yang resmi dikomersialkan sepuluh tahun lalu. Pada awalnya memang pelataran yang tertata rapi dengan segala fasilitas seperti tempat istirahat pengunjung dan bangunan penunjang lainnya belum ada. Bahkan kolam tempat berendam atau berenang bagi pengunjung yang menampung air terjun baru dibangun sekitar lima tahun lalu.

Syukurlah dengan segala fasilitas yang ada saat ini seperti ruang ganti, toilet, tempat istirahat dan berbagai rumah makan serta toko cinderamata, membuat pengunjung jadi lebih nyaman dan betah menikmati keindahan air terjun yang tingginya sekitar 100 meter itu. Bunyi serangga bercampur dengan gemuruh guyuran air di bebatuan menciptakan alunan musik alam yang membuat kita merasa lepas dari beban kehidupan sehari-hari.

Bagi pengunjung yang tak tahan dingin tapi ingin berendam disarankan untuk memilih waktu berendam saat terik matahari. Di saat seperti itu meski air tetap dingin, tapi tidak terlalu mengigit tulang sebagaimana pada pagi atau sore hari.

Berkah Ki Ageng Ngaliman
Setiap obyek wisata tentu memiliki nilai lebih, semisal cerita lain mengenai tempat itu, yang membuat obyek tersebut tambah menarik. Begitu juga halnya dengan air terjun Sedudo. Di saat bulan purnama di bulan Suro misalnya, di tempat itu banyak acara ritual yang diselenggarakan sehingga membuat Sedudo jauh lebih ramai dari hari-hari biasa.

Menurut Rahman yang sudah puluhan tahun menjadi juru kunci di tempat wisata itu, berdasarkan cerita turun-temurun, dulu kawasan Sedudo merupakan tempat pertapaan Ki Ageng Ngaliman, tokoh pelopor penyebaran agama Islam di Nganjuk waktu itu. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, maka setiap bulan Suro sebuah upacara ritual selalu digelar. Ritual yang diberinama pengambilan Air Sedudo itu diisi dengan acara iring-iringan gadis berambut panjang yang berbusana adat Jawa, berjalan perlahan menuju kolam yang berada tepat di bawah air terjun.

Lima gadis terdepan membawa klenting (istilah Jawa untuk guci-Red), sedang sepuluh lainnya mengiringi para pembawa klenting itu. Tembang Ilir-ilir mengiringi langkah mereka. Tak lama kemudian, ke 15 gadis yang disebut Putri Tirtosari itu, tiba di kolam yang sudah menunggu lima pemuda, yang juga berpakaian ala abdi keraton di kerajaan Jawa. Lima pemuda dengan sebutan jejaka taruna inilah, yang akan mengambilkan air pusaka dari air terjun Sedudo.

Begitu lima gadis pembawa klenting sudah berhadap-hadapan dengan jejaka taruna, guci aneka warna itu diserahkan. Tak berapa lama, kelima pemuda menuju dasar air terjun yang bersuara gemuruh. Mereka menengadahkan klenting itu, dan air Sedudo yang dipercayai penuh khasiat, memenuhi kelima guci. Air Sedudo di dalam lima klenting itu, kemudian dipersembahkan sebagai sesaji.

Awet Muda dan Berwibawa
Dari sesaji itu diharapkan dapat membawa berkah keselamatan bagi warga Kota Nganjuk. Bau dupa yang diletakkan di dekat kolam oleh seorang petugas di awal upacara mengentalkan nuansa mistis itu. Kuatnya kesan mistis ini, seiring dengan keyakinan masyarakat Nganjuk dan juga Jatim, tentang khasiat air Sedudo. Warga yakin, dengan mandi di air terjun tersebut, mereka akan memperoleh berkah, entah berupa awet muda, murah rezekinya, atau berkah makin berwibawa, khususnya bagi para pejabat atau bos perusahaan.

Mereka percaya, air yang mengalir tak henti-hentinya mengalir di Sedudo, bersumber dari tempat keramat, yakni tempat di mana para dewa bersemayam. Tak heran, ketika malam tahun baru Hijriyah 1 Muharram, atau biasa dikenal malam 1 Suro oleh masyarakat Jawa, ribuan pengunjung selalu memadati Sedudo. Di tengah dinginnya air terjun Sedudo, mereka mandi beramai-ramai di kolamnya.

Aspek sejarah lain, khususnya tentang pemanfaatan Sedudo oleh kalangan raja dan ulama di zaman Kerajaan Majapahit dan kejayaan Islam, sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat tentang khasiat air terjun tersebut. Di jaman Majapahit Sedudo sering digunakan untuk mencuci senjata pusaka milik raja dan patih dalam Prana Pratista. Sementara di zaman kerajaan Islam, Sedudo sangat dikenal sebagai kawasan pertapaan Ki Ageng Ngaliman.

Untuk mencapai obyek wisata Air Terjun Sedudo ini, Anda dapat menggunakan segala macam alat transportasi. Meski tidak ada angkutan umum yang langsung menuju obyek wisata, tapi banyak mobil sewaan yang siap mengantar Anda. Jadi pastikan Anda berkunjung ke air terjun Sedudo, jika kebetulan melintasi kota Nganjuk bersama keluarga. Selamat berlibur (SENIOR/Lalang Ken Handita)

Sumber: www.kompas.com (15 Juli 2008)

No comments:

Post a Comment

www.paid-to-promote.net

Get paid To Promote at any Location