Batam, Kepulauan Riau - Rapat koordinasi Tim Pengamanan dan Pengawasan bersama stakeholder pariwisata digelar Jumat (11/7) di Vista Hotel. Kegiatan tersebut merupakan upaya sinkronisasi program pariwisata pada 2009 mendatang. Selain Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kepri dan kepolisian, hadir juga stakeholder pariwisata mulai Badan Pengembangan Promosi Pariwisata (BPP) Provinsi Kepri, Asita, dan lainnya.
“Kita ingin tetap menjalin koordinasi dengan stakeholder pariwisata dan pihak terkait, sehingga program yang akan dilaksanakan terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan,” ujar Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kepri Robert Iwan Loriaux kepada Batam Pos, Jumat (11/7).
Ia melanjutkan, program dan kegiatan yang selama ini dirasakan kurang bersinergi, diharapkan dapat lebih terkoordinir melalui kegiatan ini. “Usulan akselerasi program kegiatan yang akan dimasukkan dalam APBD 2009 dapat diakomodir oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kepri yang akan dimasukkan ke legislatif melalui hearing, yang hasil hearing itu dapat disetujui sekaligus atau bertahap sesuai mekanisme,” urainya.
Ditambahkan Robert, koordinasi itu juga melibatkan kepolisian untuk menjaga stabilitas keamanan di Provinsi Kepri. “Kepri merupakan pintu gerbang wisatawan mancanegara ke-2 setelah Bali, dengan rata-rata kunjungan per tahun lebih dari 1,5 juta orang masuk melalui Batam, Tanjunguban (Lagoi), Karimun dan Tanjungpinang,” paparnya.
Mengenai program pariwisata, Robert menjelaskan, akan fokus kepada spesifikasi pengembangan ketataruangan dan produk wisata unggulan masing-masing daerah. Di antaranya, pengembangan wisata budaya dan religius, wisata resor dan pantai, wisata belanja, wisata MICE.
“Juga pengembangan paket wisata unggulan, souvenir khas Kepri dan atraksi budaya,” cetusnya.
Sementara itu, Pengurus BPPP Provinsi Kepri, AK Hariadi didampingi Pajrin Shihab mengatakan, rakor kali ini memegang peran strategis. “Supaya daerah yang memiliki potensi seperti Batam, Bintan, Lingga dan daerah lain bisa menjual potensi itu ke pasar wisata dalam dan luar negeri,” paparnya.
Potensi wisata yang bisa dijual, imbuhnya, mulai dari wisata bahari, wisata religius. “Bagaimanapun Dinas Pariwisata perlu senantiasa berkoordinasi untuk pengembangan daerah yang memiliki potensi tersebut. Pariwisata harus dibangun bersama-sama oleh stakoholder, tentu saja dengan tugas yang mereka miliki masing-masing,” imbuhnya. ***
Sumber: http://batampos.co.id (12 Juli 2008)
No comments:
Post a Comment